Jum’at 2 Agustus 2019, Indonesia kembali berduka lewat guncangan yang melanda Banten, Jakarta, dan sekitarnya, tepatnya pada pukul 19.03 WIB. Gempa yang terjadi di Selat Sunda ini berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten, dengan kekuatan yang mencapai pada magnitudo 6,9 skala richter. Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Fisika), gempa ini berada pada titik 104,58˚ BT dan 7,54˚ LS dan terjadi karena dipicu penyesaran oblique kombinasi gerakan mendatar dan naik yang termasuk gempa dangkal akibat deformasi batuan di lempeng Indo-Aus. Akibatnya 58 rumah mengalami kerusakan parah, 23 rumah roboh di sekitar 10 kecamatan dan 16 desa. Walaupun separah ini, Alhamdulillah gempa ini hanya sedikit memakan korban jiwa. Begitulah paparan dari BMKG. Inilah Indonesia, negara yang menjadi salah satu dari negara-negara yang sangat rawan bencana. Terbukti dari banyaknya bencana yang melintas di sepanjang tahun 2018-2019. Karena itulah, sebaiknya masyarakat memiliki wawasan yang banyak tentang bencana. Karena bukan orang Indonesia namanya jika tidak tahu tentang bencana alam.
Seiring berjalannya tahun, pasti akan semakin banyak bencana yang terjadi. Dan pada setiap bencana, orang yang menjadi korban pun semakin banyak pula. Untuk membantu orang yang tertimpa musibah, maka dibuatlah lembaga-lembaga atau organisasi yang membantu menyalurkan bantuan atau dana. Salah satunya adalah ACT (Aksi Cepat Tanggap) atau care for humanity yang bergerak dalam hal kemanusiaan. Bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk luar negeri. Pada tahun ini, yaitu tahun 2019, ACT sudah berumur 14 tahun dari pertama kalinya berdiri. ACT sekarang berkantor pusat di Menara 165, Jl. TB. Simatupang Kav. 1, Cilandak Timur Jakarta Selatan, tepatnya pada lantai 10, 11, dan 12. Setelah menerima kabar tentang suatu bencana, ACT langsung bertindak. Pertama dengan berkoordinasi apakah berita itu benar atau hoax, biasanya melalui MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) pada tempat bencana. Setelah itu mereka berkoordinasi dengan tim yang akan terjun ke tempat kejadian dan membantu para korban, lalu mereka meminta data penduduk kepada kepala desa dan memberikan bantuan logistik yang berupa pembangunan dapur umum atau layanan kesehatan. Bukan hal yang mudah untuk mengevakuasi penduduk, sering kali ada yang tidak mau di evakuasi dengan alasan tempat kelahiran atau harta benda. ACT juga membantu dengan penggalangan dana ke desa atau sekolah, biasanya seperti seminar. Selain itu, ACT juga berperan dalam penyelamatan hewan, seperti yang terjadi pada erupsi Kelud yang membuat tim khusus untuk penyelamatan hewan. Dan dalam sejarah ACT, tahun 2018 menjadi tahun tersibuk karena ketika itu banyak bencana terjadi sepanjang tahun.
Leave a Reply